Barisan-barisan huruf
ini kupersembahkan untuk sahabat-sahabat tercinta, darimu aku belajar
kehidupan.
Pada dasarnya setiap
manusia mempunyai impian
Ada yang berlari penuh
perjuangan untuk meraih dan menggapainya
Ada yang patah semangat
dan membuangnya
Namun ada pula yang
hanya diam dan menyimpannya hingga sisa hidupnya (Dikutip dari film “Cinta
Pertama”)
Manusia berhak bermimpi
Manusia berhak
mempunyai angan
Bahkan semua manusia
menginginkan kesempurnaan
Tetapi… Sekuat dan
sehebat apapun manusia
Sekeras apapun usaha
yang dilakukan
Bisakah mereka mengelak
takdir Tuhan ???
Saat itu, saat aku
belum mengerti bahwa ini adalah kehidupan, aku hanya tahu bahwa hujan dari
awan, tetapi jika dijelaskan secara sederhana sekarang aku mengerti bahwa panasnya
sinar matahari dapat menguapkan air laut yang disebut dengan evaporasi dan
mengalami pemadatan lalu terbentuklah awan, awan akan bergerak karena hembusan
angin yang membuatnya saling berbentur antara awan bermuatan molekul negative dan
awan bermuatan molekul positif lalu
terjadilah suara yang kita sebut dengan petir, lalu lambat laun setelah
mengalami beberapa proses lainnya maka turunlah butiran-butiran air ke
permukaan bumi. Hasil memang penting, tetapi mengerti tentang proses adalah hal
yang jauh lebih penting. Karena suksesnya kehidupan tidak dapat dinikmati
secara instan. Bahkan mie instan yang sudah instan pun masih butuh proses untuk
dinikmati.
Ketika aku mulai tumbuh dan mengerti apa itu
hidup, aku mulai mencari apapun yang bisa menunjukkan siapa jati diriku. Entah
jalan mana yang harus kulalui, tetapi aku terus berjalan mengikuti alur
kehidupan. Aku memandang jam yang tidak berhenti berputar dan aku menikmati
setiap detik kehidupan. Saat itu, aku hanya tahu bahwa “ini ibu budi dan ini
bapak budi”, tetapi sekarang aku mengerti bahwa tak seluruhnya manusia di dunia
ini bernama budi. Dunia ini luas teman, dunia ini besar dan menakutkan.
Jika manusia diberi
pilihan sebelum mereka lahir pasti mereka memilih kehidupan yang sempurna.
Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan dengan
kelebihan dan kekurangan itulah Tuhan menciptakan manusia pula untuk hidup
berpasang-pasangan agar dapat saling melengkapi satu sama lain. Manusia
diciptakan dari asal dan proses yang sama. Manusia diciptakan dengan nafsu dan
naluri yang sama. Tetapi itu tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan
diantara mereka. Sempurna, cacat dan bagaimanapun bentuknya kehidupan tetaplah
sebuah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. Saat itu aku
hanya tahu bahwa tangan hanya untuk makan, tetapi sekarang aku mengerti bahwa
tangan juga bisa menciptakan kebahagiaan orang lain dengan saling tolong-menolong.
Saat itu, aku hanya tahu bahwa hijau adalah daun, tetapi sekarang aku mengerti
bahwa hijau adalah surga. Aku sangat menyukai warna hijau, entah kenapa tetapi
itu terjadi begitu saja. Awalnya biasa, tetapi aku mulai mencari sesuatu yang
spesial yang berwarna hijau untuk kusimpan dan aku merasa sangat senang. Dari
sini aku belajar bahwa membawa kebahagiaan dalam hidup dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan macam, salah satunya adalah memasukkan warna dalam hidup. Lukislah
warna kesukaan dalam hidup. Sehingga hidup tidak terasa monoton dan
membosankan.
Saat aku benar-benar
mengerti ini adalah kehidupan, aku tidak tahu mengapa mataku berkaca-kaca dan
mulai membuka buku-buku usang didalam kardus itu. Kubuka helai demi helai dan
menatap barisan-barisan huruf yang entah itu penting atau tidak untuk kehidupan
ini. Tetapi itulah yang membuat aku menangis, pikiranku melayang, aku
bersekolah, aku belajar membaca, menulis dan aku melakukan banyak hal. Aku
mulai takut dengan masa depan, aku bingung dalam menjalani hidup ini, entah apa
yang aku cari dan akan kemana aku nanti. Aku tidak tahu untuk apa aku berdiri
disini, mengapa aku tercipta dan terlahir disini dan kapan aku akan berakhir.
Aku semakin tumbuh dewasa. Aku telah banyak mengalami fase kehidupan dan itu
membuatku percaya bahwa hidup itu “Kabhi Kushi Kabhie Gham” – “Kadang Suka
Kadang Duka”. Sempat aku mengeluh karena berat dan kerasnya jalan yang harus
aku lalui untuk menuju hidup yang penuh berkah, tetapi setelah aku berpikir aku
berhasil menemukan satu teori yang mungkin tidak asing ditelinga teman-temanku
“Hidup bagaikan kereta yang berjalan diatas rel, semua sudah ada garisnya
masing-masing” kadang mulus sampai tujuan, kadang berbentur dengan kereta lain,
bahkan kadang jatuh terguling. Mungkin garis yang dilalui untuk kereta ekonomi,
bisnis atau bahkan eksekutif adalah garis yang sama, tetapi kita pasti tahu
bagaimana keadaan, kondisi, situasi dan fasilitas didalamnya yang bisa membuat
kenyamanan diri kita sendiri atau bahkan untuk orang lain. Apa yang kita
inginkan, menjadi kereta ekonomi, bisnis atau eksekutif ? Hidup adalah pilihan.
Aku hidup sebagai
khalifah, meskipun aku bukan pemimpin tetapi setidaknya aku bisa menjadi
pemimpin untuk diriku sendiri. Memperbaiki kualitas diri dan menata masa depan,
dari hal yang kecil karena “everythings start from zero”. Menanggapi
orang-orang murahan hanya akan membuat kita menjadi pribadi kotor seperti
mereka, maka lebih baik diam. Saat itu aku hanya tahu bahwa istilah “sedikit
demi sedikit, lama-lama menjadi bukit” hanya untuk tabungan uang, tetapi
sekarang aku mengerti bahwa kebiasaan juga bisa ditabungkan, kebiasan baik pun
jika dikumpulkan kita akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul, pribadi yang tinggi
derajatnya dan sebaliknya, jika kebiasaan buruk yang dikumpulkan maka kita akan
menjadi pribadi yang entah masa depannya. Dan setelah aku berpikir tentang
motto hidup seseorang “u can if you think you can” itu benar dan bahkan benar
sekali. Kita akan bisa melakukan sesuatu jika dari awal kita sudah berpikir bahwa
kita bisa melakukannya, itu hanya semacam sugesti untuk diri kita sendiri.
Jangan katakan tidak sebelum mencoba dan yang paling penting katakan “aku belum
bisa” jangan pernah berkata “aku tidak bisa”. Sebagai pemimpin diri, kita harus
bisa membawa diri kita menuju apa yang kita inginkan, sebut saja dengan impian.
Kembali pada kutipan film Cinta Pertama yaitu pada dasarnya manusia mempunyai impian.
Kita boleh mempunyai impian dan kita diajarkan untuk tidak mudah putus asa,
tetapi jika impian tersebut bukan jalan kehidupan kita, apakah kita akan tetap
memaksakan diri untuk hidup bersama impian usang itu ? Dari sini kita bisa
belajar, jika satu impian tidak bisa teraih, kita bisa mengikuti impian yang
lain. Masih banyak jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Tidak ada yang
mustahil, semua bisa terjadi asalkan kita percaya.
Perubahan fase
kehidupan mengajarkan banyak pelajaran melalui masalah. Meninggalkan masalah
bukanlah jalan keluar yang tepat. Adakalanya aku harus mendewasakan diri
bersama masalah itu sendiri. Sebesar dan sesulit masalah tersebut, tetapi aku
selalu ingat bahwa Tuhan tidak akan sekalipun menurunkan cobaan diluar batas
kemampuan seorang manusia. Masalah adalah sahabat terbaik. Dia menjadikan kita
lebih kuat dan lebih mengerti tentang kehidupan. Dan hal yang paling penting
adalah selama aku masih bisa bernafas, aku harus tetap tegar dan semangat,
karena aku tahu ada hikmah di dalam setiap cobaan dan Tuhan telah memberiku
takdir yang bagaimanapun harus ku jalani. Apapun yang terjadi aku yakin pasti
semua akan indah pada waktunya.
Kita adalah manusia
yang diciptakan dengan hawa nafsu yang besar, tetapi kita juga dibekali dengan
iman untuk mengatur semuanya. Kita banyak mengeluh tentang adanya kehidupan
ini, tetapi aku sempat berpikir mengapa manusia harus menjadi begitu lemah,
bahkan disisi lain telah dijelaskan bahwa kita hidup di dunia sebagai khalifah.
Aku pernah merasa tersudut, tetapi aku telah mencoba untuk membuka mata dan
melihat betapa banyak manusia yang hidup di dunia ini. Hidupku sangat sulit,
namun masih ada jutaan kehidupan yang lebih sulit diluar sana. Kita tidak
diajarkan untuk menjadi seseorang yang serakah, tetapi seharusnya kita juga
tidak cepat puas dengan apa yang sudah kita miliki. Kita harus menghargai
segala sesuatu, bahkan yang kecil sekalipun. Karena sesuatu akan terasa sangat
berharga jika kita sudah kehilangannya.
“Yang putih tidak mesti
indah, yang hitam tidak mesti buruk. Kain kafan itu putih namun menakutkan.
Ka'bah itu hitam namun ia elok dan bersahaja. Manusia dinilai karena akhlaknya
bukan karena rupanya. Seandainya kejantanan itu ditengok dari lantangnya suara,
niscaya anjing adalah pemimpinnya para lelaki sejati. Seandainya kecantikan itu
diukur dengan ketelanjangan, niscaya kera adalah makhluk paling cantik. Sebelum
kita mengangkat pandangan ke langit untuk meminta kepada Tuhan sesuatu yang
tidak ada. Tundukkanlah pandanganmu lalu syukurilah apa yang ada.” barisan
huruf itulah yang mengajariku untuk menghargai orang lain. Jika diperumpamakan,
sifat dan pribadi manusia bagaikan buah durian dan kedondong. Buah durian yang
kasar kulitnya tapi jika dikupas akan nampak buahnya yang bersih dan elok, hal
ini menggambarkan sifat dan pribadi manusia yang menakutkan penampilannya belum
tentu juga mempunyai hati yang keras dan kaku. Sebaliknya, buah kedondong yang
halus kulitnya tetapi jika dikupas hingga dalam akan nampak duri-duri yang
tajam, hal ini menggambarkan sifat dan pribadi manusia yang halus dan elok
penampilannya, yang baik tingkahnya kepada kita, belum tentu mempunyai hati
yang ikhlas dan bersih. Lalu apa yang disebut dengan ikhlas ? dan bagaimana
ikhlas itu sebenarnya ? Ikhlas itu seperti surat Al-Ikhlas yang tidak ada kata
ikhlas didalamnya, selama ikhlas masih terucap, itu berarti belum ikhlas,
karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat kebaikan tanpa pernah
menyebut keikhlasannya.
Saat itu aku hanya tahu
bahwa permainan catur adalah memindahkan kayu-kayu diatas hitam putihnya balok,
tetapi sekarang aku mengerti bahwa permainan catur bisa dijadikan perumpamaan
kehidupan. Kehidupan manusia bagaikan permainan catur, yaitu
kemenangan bagi orang-orang yang mampu memprediksi lebih banyak. Jika kita
hanya berdiam diri dan tidak melangkah maka kita tidak akan tahu dimana nasib
kita berada, dimana jalan kehidupan dan seperti apa sebenarnya jati diri kita.
Aku banyak menemui orang yang mengeluh dan takut untuk melangkah dan mencoba
hal baru. Suksesnya hidup berawal dari mencoba, jika tidak dicoba apakah kita
akan tahu hal itu bisa atau tidak ? Jika dijelaskan secara sederhana, televisi
yang rusak dan telah diperbaiki, jika tidak dicoba apakah kita akan tahu bahwa
televisi itu sudah benar atau masih rusak ? Kita takut mencoba dengan alasan
takut meledak, takut jauh lebih rusak dan sebagainya. Sebenarnya ketakutan itu
sendiri muncul karena kita lebih sering membayangkan kemungkinan buruk daripada
membayangkan hasil yang baik (Mario Teguh). Dari sini kita bisa belajar bahwa
kita
tidak akan pernah mengetahui jawaban yang sebenarnya, sebelum kita mencoba.
Rasa
takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan.
Masa depan bisa
direncanakan, lalu bagaimana dengan masa lalu ? Banyak orang yang putus asa dan
berhenti mencoba dengan pengalaman buruk masa lalu sebagai alasannya. Bahkan
justru sebenarnya dengan masa lalu itulah kita bisa belajar untuk menata masa
depan. Waktu tidak akan pernah kembali dan kita merasa telah banyak pengorbanan
yang kita lakukan untuk masa lalu. Jika seperti itu, apakah kita harus selalu
hidup dengan pengorbanan itu selamanya tanpa melakukan perubahan ? Jangan
menyalahkan pengorbanan, karena setiap langkah butuh pengorbanan. Jangan
menyalahkan masa lalu, karena masa lalu tidak akan pernah berubah. Setiap
orang sukses pasti pernah mengalami kegagalan., maka jangan takut gagal karena
kegagalan adalah bagian dari kesuksesan.
Sekarang jika kita
membicarakan tentang popularitas, apakah itu tujuan hidup ? Popularitas
bukanlah tujuan utama hidup. Tujuan kita tercipta disini tidak lain adalah
beribadah kepadaNya. Kita tidak tahu kapan kita akan berakhir, tetapi aku telah
belajar bahwa eksistensi kita di dunia, tidak dinilai dari seberapa lama kita
hidup, tapi seberapa besar karya yang kita torehkan dalam rentang usia yang
dikaruniakan Tuhan. Nilai kita dimata Tuhan, tidak dinilai
dari seberapa banyak harta yang dipunya, seberapa populer kita di dunia, namun
dari seberapa besar kemanfaatan akan harta yang kita miliki. Lalu jika
membicarakan tentang penilaian diri, siapa yang bisa memberikan penilaian ?
Yang pertama tentunya diri kita sendiri, kemudian orang tua yaitu ayah dan ibu
kita, selanjutnya pasangan hidup dan sahabat-sahabat kita, dan yang terakhir
adalah teman yang satu profesi dengan kita. Tanpa sepengetahuan kita ternyata
banyak yang mengawasi kita, terutama Tuhan yang telah menciptakan kita, bahkan
kematian sekalipun.
Sebuah hadis Rasulullah
S.A.W yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah S.A.w
bersabda : "Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi
ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang,
didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkatalah Izrail : Alangkah
herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Ta’ala untuk
mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak-tawa”. Sebenarnya
manusia sadar bahwa setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia
menilai kematian dengan berbagai tanggapan. Ada yang menganggap kematian itu
adalah suatu ketentuan biasa. Mereka mengambil logika, bahwa kematian
disebabkan oleh suatu tragedi, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana
alam dan juga kecelakaan di udara, laut dan daratan. Selain itu, mereka juga
melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang berbahaya. Manusia
melihat kematian hanya dari sudut sebab musabab yang lumrah, maka manusia
sering mengaitkan kematian itu dengan kejadian-kejadian yang tersebut di atas. Namun
ajal tidak mengenal orang yang sehat, ataupun orang-orang kaya yang sedang
hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa
mengira orang itu sedang tertawa riang atau mengerang kesakitan. Bila ajal
mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak akan tertangguh walau hanya sesaat.
Jika diambil kesimpulan kita hidup pun juga termasuk mengantri kematian. Semoga
kita bisa mempersiapkan sebaik mungkin kematian yang pasti terjadi, karena
kematian gerbang awal menuju keabadian hidup.
Kembali membicarakan
kehidupan. Kehidupan bukan untuk menunggu, selain menunggu kematian. “Kehidupan
ini bukan untuk menunggu hujan reda, tetapi untuk bergembira dan menari dalam
hujan jika harus” (Mario Teguh). Dari itulah kita bisa menyimpulkan bahwa
kehidupan ini bukan untuk menunggu kesulitan selesai, karena kita tidak akan
pernah tahu kapan kesulitan itu akan berakhir. Kita harus tetap melanjutkan
langkah kehidupan bersama kesulitan itu sendiri dan menyelesaikannya. Kehidupan
ibarat permainan trampoline, jika kita paham cara memainkannya kita akan
melanting jauh lebih tinggi dan mencoba gaya-gaya baru untuk selanjutnya.
Kesuksesan adalah tanggung jawab pribadi, kita tidak bisa menyalahkan siapapun
termasuk Tuhan sekalipun. Meskipun Tuhan yang menentukan takdir, tetapi Dia
membekali kita akal pikiran sehingga kita bisa berpikir bagaimana baiknya kita
memanfaatkan kehidupan ini. Tuhan juga membekali kita hati dan perasaan, itu
mengapa kita bertemu dengan rasa kasih sayang dan cinta. Aku tidak tahu
bagaimana definisi cinta yang sebenarnya, tetapi rasa itu datang begitu saja.
Aku pernah mencintai seseorang, seseorang yang jauh, bahkan aku tidak pernah
tahu bagaimana dan seperti apa dia sebenarnya. Aku hanya tahu bahwa dia adalah
seseorang yang baik yang selalu ada untukku. Dia mengajarkanku bagaimana
tersenyum, dia mengajarkanku bagaimana mencintai dengan tulus dan dia mangajarkanku
tentang banyak hal. Itulah mengapa aku bertahan dengan cintanya walau aku tidak
pernah bertemu dengannya. Tetapi aku telah belajar bahwa lebih baik mencintai
seseorang yang jauh tetapi dekat hatinya, daripada mencintai yang dekat tetapi
jauh hatinya. 1 Desember 2013 adalah hari dimana seharusnya momen terindah
dalam hidupku. Ketika sebuah harapan menjadi kenyataan. Ketika sebuah kerinduan
menjadi senyuman kebahagiaan. Ketika sebuah jarak menjadi pelukan dan kasih
sayang yang sesungguhnya. Tetapi aku yakin bahwa cinta yang tulus pasti akan
dipertemukan kembali di kehidupan lain yang lebih kekal. Biarkan itu menjadi
salah satu episode kehidupanku. Dan dari episode itulah aku belajar mencintai
dengan hati, bukan dengan mata yang hanya akan mencintai karena rupa. Jika kita
hanya mencintai karena rupa, lantas bagaimana kita mencintai Tuhan yang tak
berupa ? SRH.
v
Saat itu aku hanya tahu
rasa tersudutku jika seseorang mengatakan sisi lemahku, sekarang aku mengerti
bahwa rasa tersudutku itu hanya akan membuat diriku semakin tenggelam dalam
rasa takut. Aku juga mengerti bahwa kritikan orang kepada kita akan sangat membantu
kita membangun pribadi yang lebih tangguh, membangun pribadi yang jauh lebih
baik daripada sebelumnya. Jika dipikirkan bicara memang mudah, tetapi sulit
mudahnya kehidupan hanya kita yang bisa merasakan. Nikmati hidup ini dan ambil
sisi positif dari setiap ucapan orang lain. Hidup berdampingan dan menjadi
makhluk sosial memang susah, tetapi kehidupan ibarat sebuah piano yang berwarna
hitam dan putih, namun jika kita pandai memainkannya, maka akan menjadi sebuah
alunan melodi yang indah. Hidup berdampingan dan menjadi makluk sosial
sebenarnya sangat indah. Itu hanya tergantung bagaimana kita meyikapinya. Sebut
saja persahabatan, dimulai dari keasingan, ketertutupan dan perbedaan kemudian
semua itu melebur dengan adanya perkenalan dan kita mengenal sebuah makna
persaudaraan. Berbagi tanpa harap bagaikan sebentuk keluarga, adik dan kakak. Banyak
hal yang pernah terjadi karena itulah yang akan menjadi cerita bagi kita, kadang
benci, kesal ,dan kecewa serta rasa senang dan saying sungguh luar biasa. Rasa
sayangku kepada teman dan sahabat tidak bisa diungkapkan dan dijelaskan, hanya
saja aku merasa senang dan tenang saat bersama mereka. Aku tahu mereka hidup
dengan berbagai karakter, kadang menyenangkan, kadang menjengkelkan bahkan
kadang membosankan, tetapi itulah yang aku sebut dengan pelangi kehidupan, jika
dipadukan akan menjadi sesuatu yang indah. Dari karakter-karakter mereka lah
aku bisa mengambil banyak pembelajaran, aku bisa belajar menjadi seorang
pemimpin, menjadi anggota yang dipimpin, menjadi seorang motivator, menjadi
seorang yang dimotivatori dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan
melalui barisan huruf-huruf ini. Dulu aku pernah merasakan hangatnya
persahabatan, bahkan bertahun-tahun hingga akhirnya dia meninggalkan aku untuk
sahabat baru yang mungkin lebih baik baginya. Awalnya kecewa dan aku mulai
melakukan hal-hal yang dia sukai agar dia kembali kepadaku, tetapi nihil.
Hingga akhirnya aku mulai terbiasa karena aku masih mempunyai kawan-kawan lain
di sekitarku. Aku belajar dari sebuah lagu “Balonku ada lima” yaitu memegang
erat-erat apa yang saat ini kita punyai dan tidak meyesali apa yang sudah
pergi. Dari
sahabat baru aku juga belajar kedewasaan. Aku pernah menjadi tim solid, aku
pernah melalui situasi sulit bersama mereka. Awalnya aku mulai menyerah, tetapi
mereka mempercayakanku bahwa kita bukan anak kecil lagi, kita sudah dewasa dan
kita pasti bisa melewati halangan apapun. Hingga akhirnya aku ikut maju bersama
mereka. Dan sekarang aku mengerti bahwa ketika seseorang meninggalkan kita adalah
pesan bahwa kita akan mendapatkan seseorang atau bahkan banyak orang yang lebih
baik. Itu semua adalah proses dan inilah yang dinamakan hasil “kita akan mendapatkan
teman sejati ketika kita berada di bagian roda yang paling bawah”. Bila kita mempunyai segalanya dan
mereka masih bersama kita, itu kenyataan. Namun bila kita tidak mempunyai segalanya
dan mereka masih bersama kita, itu ketulusan. Sesungguhnya kita tak perlu
memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang kita butuhkan hanya orang-orang
yang mampu membuat kita tersenyum ketika hati kita tengah terluka.
Betapa besar dan
luasnya dunia jika dibayangkan. Apabila dunia sangat besar lantas bagaimana
dengan Bumi yang sekarang kita pijaki ? Waktu itu ibu membelikaku sebuah buku
baru, lantas aku membukanya dan aku hanya melihat gambar-gambar dan
tulisan-tulisan tak beraturan di setiap lembarannya. “ini gambaran bumi, nak”
kata ibuku. Kemudian pikirku melayang dan mulai membayangkannya. Saat itu aku
hanya tahu bahwa bumi ini berbentuk datar, tetapi seiring berjalannya waktu aku
bertemu dengan globe dan sekarang aku mengerti bahwa dunia ini sebenarnya
berbentuk bulat. Saat pembelajaran di sekolah berlangsung aku juga belajar
mengenai bumi yang semakin mempercayakanku bahwa bumi memang bulat. Dari
pembelajaran itu hanya 3 hal yang hingga sekarang masih kusimpan dalam benakku.
Pertama, jika kita memerhatikan kapal yang meninggalkan pelabuhan yang
mula-mula hilang dari pandangan adalah badan kapal, selanjutnya secara berturut-turut
adalah bagian atas kapal yaitu tiang bendera kapal lalu benderanya dan jika
kapal datang menuju pelabuhan,yang pertama kali tampak adalah benderanya, kernudian
secara berturut-turut adalah tiang bendera kapal, bagian atas kapal, dan badan
kapal. Hal ini hanya mungkin terjadi jika bentuk bumi melengkung. Kedua, jika kita
terus berlayar ke satu arah, suatu pelayaran akan sampai ke tempat semula.
Pelayaran seperti itu pernah dilakukan oleh Magelhaens pada tahun 1522. Ketiga
adalah hasil pemotretan bumi dari angkasa yang menunjukkan bahwa bentuk bumi
adalah bulat. Waktu membawaku sadar akan kebiasaan di masa kecil. Aku masih
ingat betul ketika aku selalu berlari keluar rumah hanya untuk melihat pesawat
ataupun helikopter yang tengah melintas dan aku selalu berteriak “Pak pilot,
aku minta uang”. Aku tidak tahu mengapa itu bisa terjadi, hanya saja aku merasa
senang melakukannya. Dan saat itu aku hanya tahu bahwa seorang pilot suatu saat
akan menebarkan uang dari atas sana, tetapi sekarang aku mengerti bahwa pilot
adalah seorang yang bertugas untuk menerbangkan pesawat dan membawa ratusan
penumpang didalamnya. Awalnya tidak pernah ada di dalam benakku untuk
berkecimpung di dunia penerbangan, namun setelah aku berpikir lantas aku
menemukan satu jawaban mengapa aku ada di jalan ini. Aku berhasil menarik
kesimpulan bahwa sebenarnya Tuhan telah memberikan petunjuk untuk masa depan
bagi manusia dari hal yang sering kita lakukan di masa kecil. Dulu aku sangat
ingin menaiki pesawat dan merasakan betapa senangnya melihat keindahan dunia
dari atas sana, dan seiring berjalannya waktu Tuhan telah memberiku kesempatan
untuk mendapatkan keinginan itu melalui study ku. Saat ini aku sedang belajar
banyak hal tentang dunia penerbangan, mengumpulkan wawasan dan pengalaman,
meskipun itu bukan hal yang mudah, tetapi aku senang dan menikmatinya. Aku
yakin bahwa Tuhan akan selalu ada bagi hambaNya yang selalu berusaha dan
berdoa. Bahkan selama ini, Tuhan telah banyak mengabulkan apa yang belum sempat
aku ucapkan dan banyak memberi peringatan lewat mimpi. Entah bagaimana itu bisa
terjadi dan itu sangat sulit untuk dijelaskan. Yang aku tahu bahwa Tuhan akan
tetap dekat bersama kita, walaupun kita jauh meninggalkanNya.
Membicarakan kehidupan
memang tidak akan pernah ada habisnya. “Kehidupan bagaikan roda yang sedang
berputar” istilah kuno yang menjelaskan bahwa hidup tidak akan selamanya diatas
, dan seterusnya ada dibawah. Kebahagiaan adalah kumpulan kesedihan dan
kesedihan itu sendiri adalah kemakluman. Betapa tidak ? Manusia mana yang belum
pernah merasa sedih ? Bahkan Tuhan pun menciptakan air mata seolah-olah Dia
mengijinkan kita untuk bersedih dan menangis. Air mata adalah obat, air mata
adalah obat penghapus kesedihan. Mengalirkan air mata sering dianggap
menunjukkan kelemahan, terutama bagi kaum laki-laki. Orang yang menangis pun
juga sering dianggap sebagai pribadi yang cengeng, lemah dan penakut, padahal jika
kita pandai mengorek informasi, maka kita akan menemukan satu pernyataan yang
mungkin memang masih awam ditelinga masyarakat. Seorang ahli biokimia, William
Frey telah melakukan beberapa study tentang air mata yang keluar dari hasil
menagis karena emosional ternyata mengandung racun dan keluarnya air mata yang
beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh. Selain itu,
menangis juga dapat mengurangi tingkat stress dan melegakan perasaan. Jadi,
dari sini kita bisa menyadari bahwa Tuhan menciptakan segala hal ada dan pasti
ada manfaatnya. Hargai apa yang ada pada diri kita dan syukuri, karena baik
ataupun buruk tetap inilah yang disebut dengan nikmat kehidupan.
Lalu, jika kita
membicarakan tentang pemenang kehidupan, lantas siapakah pemenang kehidupan itu
sendiri ? Mungkinkah itu bapak presiden, atau para artis yang sedang dibuai
oleh kepopularitasan, atau mungkin teman kita yang sangat sukses dengan
usahanya ? Bukan kawan, itu semua bukan jawaban yang benar. Jika kita berpikir
mereka adalah pemenang kehidupan, lalu apa yang kita pikir dengan diri kita
sendiri ? Apakah kita berpikir bahwa kita adalah seorang pecundang yang sedang
hidup berdampingan dengan para pemenang ?
Masih ingatkah pelajaran yang menerangkan
adanya beribu-ribu bahkan berjuta-juta sperma memperebutkan satu indung telur
yang nantinya akan membuahkan seorang bayi ? Ya.. sperma itulah kita. Kita
telah melewati kompetisi kehidupan yang besar dan kita adalah pemenang !!!
By : Pipin Tri dan berbagai sumber hihi